Thursday, July 19, 2012

Keberkahan, Keistimewaan & Keutamaan Bulan Puasa Ramadhan

Bulan Puasa/Ramadhan adalah bulan yang suci, penuh dengan berkah, bulan penuh pengampunan dan bulan yang amat mulia. Maka sangat merugi dan disayangkan jika seorang muslim tidak menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan ini.
Sebab belum tentu dibulan ramadhan yang akan datang ( tahun depan ) anda masih bisa diberi kesempatan untuk berjumpa lagi...
Berikut dibawah ini merupakan keberkahan-keberkadan, keistimewaan-keistimewaan dan keutamaan-keutamaan di bulan ramadhan ini :

1. Berkah puasa pada bulan Ramadhan
Nabi bersabda: "Siapa saja yang berpuasa bulan Ramadhan karena iman dan ihtisab (mengharap pahala Allah) maka diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." Dalam hadits qudsi diterangkan: "Setiap amal manusia adalah untuknya. Sebuah kebaikan diganjar dengan sepuluh kali hingga 700 kali lipat, kecuali shaum. Aku yang akan memberi balasannya. Karena ia meninggalkan syhwatnya, makan dan minumnya untukKu.."

2. Berkah kabar gembira dan ucapan tahni'ah dengan Ramadhan
Hal ini seperti yang termaktub dalam hadits, Rasulullah berdo'a: "Allahumma baarik lanaa fii Rajaba wa Sya'baan, wa ballighnaa Ramadhaan." Juga hadits: "Telah datang bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah. Allah mewajibkan shaum di dalamnya atas kalian." Para salaf kita, dulu selalu berdo'a 6 bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan Ramadhan

3. Berkah malam pertama bulan Ramadhan
Nabi bersabda: "Jika tiba awal pertama bulan Ramadhan, maka setan-setan dan jin jahat dibelenggu, semua pintu neraka ditutup dan seluruh pintu surga dibuka. Setiap malam ada yang menyeru: "Wahai pencari kebaikan sambutlah dan berhentilah kamu wahai pencari kejelekan…"

 4. Berkah shalat malam dan tahajjud pada malam bulan Ramadhan
Dalam hadits disebutkan: "Siapa saja yang berqiyamul lail (shalat malam) pada bulan Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka diampunkanlah dosa-dosanya yang telah lalu." Juga dalam hadits lain dijelaskan: "Siapa saja yang shalat bersama imam sampai imamnya pergi meninggalkan tempatnya maka dicatat bagi orang tersebut shalat semalam suntuk…"(HR. Para pemilik Sunan dan disohihkan oleh Tirmidzi)

 5. Berkah sedekah di bulan Ramadhan
Nabi bersabda: "Sedekah yang paling afdhal ialah sedekah pada bulan Ramadhan." Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dan bertambah kedermawanannya pada bulan Ramadhan saat ditemui Jibril, beliau lebih dermawan daripada angin yang bertiup.

 6. Berkah memberi orang buka shaum
Dalam hal ini Nabi bersabda: "Siapa saja yang memberi buka shaum pada bulan Ramadhan maka hal itu sebagai pelebur dosanya dan mengentaskannya dari neraka. Dan baginya seperti pahala orang tersebut tanpa terkurang sedikitpun." Sahabat bertanya: Wahai Rasul, tidak semua kami mampu melakukan hal itu. Maka beliau bersabda: "Allah memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka shaum walau seteguk susu, sebuah kurma atau seteguk air minum. Siapa saja yang memberi minum orang yang shaum, maka Allah memberinya minum dari telagaku yang menajadikannya tidak haus selamanya sampai ia masuk surga..."

7. Keberkahan do'a saat berbuka
Nabi bersabda: "Bagi orang yang sedang berpuasa do'a tak tertolak saat ia berbuka." Dalam hadits lain: "Bagi orang yang sedang shaum dua buah kebahagiaan; bahagia saat berbuka dan bersuka cita ketika bersua Rabbnya." Demikian pula riwayat yang menyebutkan ada tiga orang yang do'anya makbul; do'a orang yang sedang shaum hingga ia berbuka, seorang imam yang adil dan orang yang teraniaya.

 8. Berkah lailatul qadar
Nabi bersabda: "Siapa saja yang melakukan qiyamul lail pada malam lailatul qadar karena didasari iman dan ihtisab, maka diampunkan dosa-dosanya yang telah lampau." Hal itu bisa jadi, karena lailatul qadar lebih afdhal daripada 1000 bulan. Maka dari itu, sebagian sahabat dan salaf menganggap sunnah mandi dan memakai parfum pada 10 hari terakhir demi menjaring lailatul qadar.
(Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, (bahwasanya) beliau bersabda."Artinya : Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (Hadits Riwayat Bukhari 4/99, Muslim 759)

9. Berkah sahur
Rasulullah telah berwasiat: "Lakukanlah sahur, karena mengandung keberkahan." Juga: "Hendaknya kalian melakukan sahur karena sahur adalah makanan yang diberkahi." Tapi justeru: "Sahur itu seluruhnya adalah keberkahan. Maka jangan kalian tinggalkan walau hanya sekedar dengan seteguk air, karena Allah dan para MalaikatNya mendo'akan bagi orang-orang yang melakukannya." Hal ini bisa terjadi, karena: "Pembeda antara shaum kita dengan shaum ahli Kita adalah adanya sahur." 

10. Berkah dalam safar di bulan Ramadhan
Allah berfirman yang artinya: "Maka barangsiapa di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (Al-Baqarah: 184) dalam hadits disebutkan: "Tidak termasuk suatu kebaikan, puasa dalam safar." Dalam hadits lain: "Bahwasanya Allah telah meletakkan shaum dan setengah shalat bagi musafir." 

11. Berkah sakit di bulan Ramadhan
Maka barangsiapa di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (Al-Baqarah: 184). Hal ini terjadi, karena seseorang yang didera sakit berat dan tiada harapan sembuh, maka dia tidak wajib puasa, bayar keffarat dan tidak pula mengqodho'nya. Ini berkat Ramadhan, sebagai dispensasi dan rahmat. 

12. Berkah berobat
Dalam sebuah hadits dijelaskan: "Tiga hal tidak membatalkan puasa seseorang; hijamah (bekam), muntah (tanpa unsur sengaja) dan bermimpi keluar mani." Hanya saja hijamah, makruh sebab dapat melemahkan orang yang sedang shaum. Sedangkan memakai sifat mata, maka Nabi r bersabda: "Dan hendaknya orang yang sedang shaum membentengi diri dengannya." Adapun mengenakan minyak rambut, maka Ibnu Mas'ud berkomentar: Rasulullah telah mewasiati diriku agar di pagi hari saat aku shaum aku dalam kondisi mengenakan minyak rambut dan menyisirnya. Jangan sampai di hari puasamu itu -kata beliau-, kamu dalam kondisi masam dan dekil 

13. Berkah i'tikaf
Rasulullah telah melakukannya 10 hari pada setiap Ramadhan. Tapi pada tahun wafatnya, beliau melakukannya 20 hari. Dulu jika beliau memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka beliau mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya (dengan ibadah) dan membangunkan keluarganya 

14. Berkah dibelenggunya setan
Hal itu seperti yang termaktub dalam sebuah hadits: "..pada bulan Ramadhan, setan dan jin-jin jahat diikat." 

15. Berkah membiasakan anak-anak untuk shaum
Dari al-Rabi' binti Mu'awwidz, ia berkata: Dulu kami membiasakan anak-anak kami shaum dan kami buatkan permainan dari kapas, jika mereka menangis minta makan maka kami berikan mainannya tersebut sampai tiba saat berbuka 

16. Berkah zakat fitrah pasca Ramadhan
Rasulullah telah mewajibakan zakat fitrah di akhir bulan Ramadhan sebagai alat yang mencucikan orang shaum dan bantuan makan untuk orang-orang miskin 

17. Berkah hari raya 'idul fitri
Dalam sebuah hadits qudsi diterangkan: "Wahai para hambaKu, kalian telah berpuasa hanya karenaKu dan mendirikan shalat malam hanya untukKu, maka kembalilah kalian dengan ampunanKu." Hari raya 'idul fitri juga disebut hari penerimaan hadiah. Hari raya ini datang setelah Allah membebani para hambaNya muslimin kewajiban puasa bulan Ramadhan dan menjadikan bagi mereka setelah paripurna mengerjakan ibadah tersebut hari yang menyenangkan mereka 

18. Berkah melakukan umrah di bulan Ramadhan
Dalam sebuah riwayat disebutkan: "Umrah di bulan Ramadhan menyamai sebuah haji." Dalam riwayat lain: "..menyamai haji bersama diriku." 

19. Berkah bau mulut orang yang berpuasa
Dalam hadits dterangkan: "Sungguh, bau mulut orang yang sedang mengerjakan shaum itu di sisi Allah lebih harum daripada aroma minyak kesturi. 

20. Berkah siwak di bulan Ramadhan
Rasulullah melakukan siwak dalam kondisi beliau berpuasa. Abdur Rahman bin Ghunaim pernah bertanya kepada Mu'adz bin Jabal, "Bolehkah saya bersiwak padahal saya sedang berpuasa?" Mu'adz menjawab: "Ya." 

21. Berkah air kumur di bulan Ramadhan
Sungguh Rasulullah dulu melakukan madhmadhah (berkumur-kumur) dan istinsyaq (menghirup air ke hidung) dalam kondisi berpuasa. Hanya saja beliau bersabda: "Berlebih-lebihanlah dalam istinsyaq, kecuali jika kamu berpuasa." 

22. Berkah lupa di bulan Ramadhan
Nabi bersabda: "Siapa saja yang lupa padahal ia berpuasa, lalu ia makan atau minum maka hendaknya ia sempurnakan puasanya. sesungguhnya Allah-lah yang memberinya makan dan minum." 

23.Berkah norma dan etika baik di bulan Ramadhan
Rasulullah telah mewasiati kita: "Jika pada hari puasa salah seorang diantara kalian, maka janganlah berkata cabul dan berteriak-teriak. Apabila ada yang menghina atau mengajaknya bertengkar maka ucapkanlah, maaf saya sedang berpuasa." 

24. Berkah rafats (mencampuri, menggauli) isteri di malam bulan Ramadhan
Allah berfirman yang artinya: "Dihalalkan untuk kalian pada malam bulan Ramadhan menggauli isteri-isteri kalian." (Al-Baqarah: 187) 

25. Berkah niat di bulan Ramadhan
Dalam sebuah hadits: "Tiada puasa bagi orang yang tidak berniat pada malam hari."
Berkah surga di bulan Ramadhan. Dalam riwayat disebutkan, Nabi r bersabda: "Allah menghiasi surgaNya pada setiap hari di bulan Ramadhan." Dalam hadits qudsi: "Sudah amat dekat para hambaKu keluar dari kesulitan dan penyakit lalu kembali menuju kepadamu (surga)." Dalam riwayat juga disebutkan, bahwa di surga terdapat pintu yang bernama AR-ROYYAAN yang hanya dikhususkan bagi orang-orang yang berpuasa 

26. Berkah kebaikan memperbanyak baca Al-Qur'an di bulan Ramadhan
Imam Sufyan Tsauri, jika telah memasuki Ramadhan maka beliau hentikan aktivitas mengajarnya guna konsentrasi penuh dengan Al-Qur'an dan ibadah lainnya. Hal ini, karena beliau berkudwah dengan Rasulullah r yang amat dermawan utamanya saat beliau ditemui Jibril dan bertadarus Al-Qur'an dengannya. 

27. Berkah istighfar
Nabi bersabda: "Pada bulan Ramadhan, para malaikat memintakan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa sampai mereka berbuka." 

28. Berkah ampunan Allah di bulan Ramadhan
Nabi bersabda: "Allah mengampuni orang-orang yang berpuasa di akhir malam bulan Ramadhan." 

29. Berkah terkumpulnya berbagai amal taat di bulan Ramadhan
Yaitu bersatunya shalat, puasa, qiyamullail, i'tikaf, baca Al-Qur'an, umrah, sedekah, memberi buka shaum, beristighfar, taubat dan berbuat aneka kebaikan 


30. Berkah di akhir bulan Ramadhan
Dalam sebuah hadits dijelaskan: "Allah membebas merdekakan seluruh orang yang telah terbebaskan pada setiap malam sepanjang bulan Ramadhan 

31. Berkah Masuk Dalam Surga
" Di dalam syurga terdapat satu pintu yang disebut Ar-Rayyan; pada hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk daripadanya (dan) tidak seorang pun selain mereka memasukinya....." (Hadist riwayat Al-Bukhari)

32. Berkah Perisai Dari Siksaan
" Puasa itu perisai yang dipergunakan seorang hamba untuk membentengi dirinya dari siksaan neraka." (Hadist riwayat Imam Ahmad)

33. Berkah Jauh Dari Api Neraka
" Barang siapa yang berpuasa sehari pada jalan Allah niscaya Allah akan manjauhkan mukanya dari api neraka (sejauh perjalanan) 70 tahun." (Hadist riwayat Al-Bukhari)

Keutamaan dan Keistimewaan Puasa

Segala puji hanya milik Allah Yang Maha Esa. Shalawat dan salam tetap atas seorang yg tidak ada nabi setelahnya Muhammad saw .. Amma ba’du. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda yg artinya “Segala amal kebaikan manusia adl untuknya; satu kebaikan akan dibalas sepuluh hingga 700 kali-lipat. Allah SWT berfirman ‘Kecuali puasa krn ia adl milikKu dan Aku pula yg akan membalasnya ia meninggalkan syahwatnya makanan dan minumannya krn Aku’. Ada dua kebahagiaan yg diperuntukkan bagi orang yg berpuasa; kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika berjumpa dgn Tuhannya. Sesungguhnya bau mulut orang yg berpuasa lbh harum bagi Allah daripada aroma minyak misik.” . Allah SWT telah mengistimewakan puasa di antara amal kebaikan lainnya dgn menyandarkannya langsung kepada Zat-Nya dalam hadis qudsi Allah berfirman “?kecuali puasa krn ia adl milikKu ?.” Mengenai makna hadis ini banyak dijumpai pendapat para fuqaha dan ulama lainnya mereka menerangkan beberapa alasan pengistimewaan puasa ini di antara alasan yg terbaik adalah Pertama puasa adl ibadah dalam bentuk meninggalkan keinginan dan hasrat jiwa yg dasar yg terbentuk secara fitrahnya cendrung mengikuti semua keinginannya dan dilakukan semata-mata krn Allah SWT. Hal ini tidak terdapat pada ibadah-ibadah selain puasa. Ibadah ihram misalnya mengandung larangan melakukan hubungan suami-istri dan hal-hal yg merangsangnya seperti mengenakan parfum sementara itu di dalamnya tidak terkandung larangan memenuhi hasrat jiwa yg lain seperti makan dan minum. Sama halnya dgn ihram i’tikaf pun demikian sekalipun ia merupakan ibadah yg ikut dalam cakupan puasa . Sedangkan salat sekalipun orang yg sedang salat diharuskan meninggalkan semua hasrat jiwanya namun itu hanya dilakukan pada masa yg tidak lama sehingga orang yg salat tidak merasa kehilangan makanan dan minuman bahkan sebaliknya ia dilarang salat ketika hatinya menginginkan makanan yg ada di hadapannya sampai ia memakannya ala kadarnya yg membuat hatinya tenang karenanya ia diperintahkan utk makan malam terlebih dahulu sebelum salat. Ini semua berbeda dgn puasa yg dilakukan sepanjang siang hari penuh. Oleh krn itu orang yg berpuasa akan merasakan kehilangan hasrat jiwanya ini saat hatinya sangat menginginkannya terutama pada siang hari musim kemarau yg sangat panas dan lama oleh krn itu ada sebuah riwayat menerangkan bahwa termasuk bagian dari iman puasa di musim kemarau. Rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan oleh Abu al-Darda’ ra pernah berpuasa Ramadhan dalam sebuah perjalanan dalam cuaca yg sangat panas ketika para sahabat tidak ikut berpuasa . Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa Rasulullah saw pernah berada pada dataran tinggi ketika sedang berpuasa ketika itu beliau menuangkan air ke atas kepalanya krn dahaga atau panas yg dirasakannya. Ketika hati seseorang sangat merindukan sesuatu yg diinginkannya dan ia mampu utk mendapatkannya namun ia meninggalkannya krn Allah SWT padahal ketika itu ia berada di suatu tempat yg tidak ada orang pun yg mengawasinya kecuali Allah maka hal ini merupakan tanda kebenaran imannya. Orang yg berpuasa yakin bahwa ia mempunyai Tuhan yg selalu mengawasinya ketika ia berada di tempat yg sepi dan mengharamkan kepadanya memenuhi hasrat jiwanya yg memang telah dikodratkan bahwa ia akan selalu menginginkannya. Lalu ia pun menaati Tuhannya melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya krn takut akan siksa-Nya dan mengharapkan pahala-Nya. Oleh krn itulah Allah berterima kasih kepadanya atas yg demikian itu dan Ia mengkhususkan amal perbuatan ini di antara amal-amal lainnya utk Zat-Nya karenanya setelah itu Allah SWT berfirman “Sungguh ia telah meninggalkan hasrat makanan dan minumannya semata-mata hanya krn Aku.” Tatkala seorang mukmin yg berpuasa mengetahui bahwa ridha Tuhannya terdapat pada upayanya meninggalkan hasrat jiwanya maka ia akan lbh mendahului ridha Tuhannya atas hawa nafsunya. Maka jadilah kelezatan yg dirasakannya terdapat ketika ia meninggalkan hasratnya krn Allah krn ia yakin bahwa Allah selalu mengawasinya dan pahala serta siksa-Nya lbh besar dibandingkan kelezatan yg diperolehnya ketika memenuhi hasratnya di tempat sepi. Hal ini krn ia lbh mementingkan ridha Tuhannya dari pada hawa nafsunya. Bahkan kebencian seorang mukmin terhadap hal itu saat berada di tempat sepi akan lbh besar dibandingkan kebenciannya terhadap rasa sakit akibat pukulan. Salah satu tanda keimanan adl kebencian seorang mukmin terhadap keinginan hasrat jiwanya ketika ia tahu bahwa Allah tidak menyukainya maka jadilah kelezatannya terdapat pada hal-hal yg diridhai oleh Tuhannya sekalipun bertentangan dgn keinginan nafsunya dan kepedihan yg dirasakannya terdapat pada hal-hal yg tidak disukai Tuhannya sekalipun bersesuaian dgn keinginan nafsunya. Dikatakan dalam sebuah syair “Siksanya karenamu terasa sejuk dan jauhnya karenamu terasa dekat.Engkau bagiku bagaikan nyawaku bahkan engkau lbh aku cintai dibanding nyawaku.Cukuplah bagiku rasa cinta bahwa aku mencintai apa yg engkau cinta.” Kedua puasa merupakan rahasia antara seorang hamba dan Tuhannya yg hanya diketahui oleh-Nya krn puasa terdiri dari niat yg tersembunyi yg hanya diketahui oleh Allah saja dan meninggalkan hasrat jiwa yg biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Oleh krn itu dikatakan bahwa puasa ini tidak dicatat oleh malaikat hafadhah . Pendapat lain mengatakan bahwa pada puasa tidak terdapat riya’. Pendapat ini bisa dikembalikan kepada yg pertama krn orang yg meninggalkan keinginan nafsunya krn Allah SWT di mana tidak ada yg mengawasinya ketika itu kecuali hanya Zat yg memberinya perintah dan larangan maka hal ini menunjukkan kebenaran imannya. Allah SWT menyukai jika hamba-hamba-Nya berhubungan dengan-Nya secara rahasia dan orang-orang yg mencintai-Nya juga menyukai jika mereka dapat berhubungan dengan-Nya secara rahasia sampai-sampai beberapa dari mereka sangat menginginkan seandainya para malaikat hafadhah tidak mengetahui ibadah yg dilakukannya. Ketika beberapa rahasianya terbongkar sebagian dari mereka berkata “Hidup ini akan terasa nyaman ketika hubungan antara aku dan Dia tidak diketahui oleh siapa pun.” Lalu ia memohon agar ia dimatikan dan tak lama kemudian ia meninggal dunia. Orang-orang yg mencintai akan merasa cemburu seandainya orang-orang yg cemburu kepadanya mengetahui rahasia-rahasia antara mereka dan Zat yg mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya. “Janganlah kamu sebarkan rahasia yg terjaga krn aku akan merasa cemburu jika yg aku cintai disebutkan di hadapan orang-orang yg ada bersamaku.”

Alifia Ikutan Nari katanya